Most Read

Tugas 45 hariku sudah selesai. Tugas Kuliah Kerja sudah selesai. Lelah, capek, semua jadi satu. Kebersamaan dengan posko kelompokku pun juga sudah berakhir. Tulisan ini aku tulis setelah beberapa hari selesai menjalankan tugas Kuliah Kerjaku. Aku ingin bercerita, bukan cerita, tapi lebih tepatnya mungkin curhat. Sesuai judul dari curhatan ini, ada 8 perbedaan dengan akibatnya yaitu kebersamaan. Sebelumnya, aku ingin menjelaskan, ada 8 perbedaan ini yang aku maksudkan adalah, 8 mahasiswa dari 8 disiplin ilmu berbeda-beda menjadi 1 kelompok untuk mencapai tujuan dari Kuliah Kerja ini. Akan aku diskripsikan, satu per satu dari 8 perbedaan ini.




Pertama, Kurniawati. Ada sosok seorang calon sastrawan yang fasih bahasa inggris. Serius dalam setiap menjalani tugasnya. Dan yang paling aku benci dari anak ini, dia itu cerewet banget. Nggak beda jauh sama ibuku sendiri. Selain itu, anak ini juga sangat telaten kalau katanya orang jawa ketika memanjakan anak kecil. Ada intelektual yang bisa dibilang cerdas yang ada dalam anak ini. Cuma, kadang aku sendiri pribadi sedikit kontra dengan anak ini. Kontra maksudnya dalam fasihnya berbahasa inggris. Pernah ketika suatu malam, ketika mau berfoto bareng satu kelompok, nah anak ini yang memegang camera, otomatis kan namanya orang mau foto ada hitungan 1,2, dan 3. Nah itu kan bahasa indonesianya kan? Nah, si nia ini nggak pakek bahasa indonesia, tapi pakek bahasa inggris, one, two, three. Nah pas hitungan ketiga ini, aku langsung maen nyolot aja, tcrui gitu. Eh aku malah yang kena. Si nia ini bilang "terserah mau bilang aku anaknya marahan gpp, jujur aku gak suka kamu kayak gitu". Hatiku langsung jleb. Jujur aku juga bingung mau ngapain. Yang ada aku malah ngilang hahaha. Itulah Kurniawati, atau lebih sering dipanggilnya Nia (aku manggilnya sih "Ndul" gtu).
Sosok kedua, yaitu Avrina Arum Mawaddah. Sosok kedua ini seorang cewek yang ujur aja sih, aku sempet ada fikiran buat lanjutin PDKT sama anak ini. Tapi gak kesampek'an sih. Hehehe. Sosok avrina ini sosok yang kasar, dia emang seorang cewek. Tapi menurut pandanganku, dia bukanlah cewek biasanya yang biasa bertutur kata halus lembut. Dia sangat berbeda. Disini aku mulai penasaran sama ini anak. Tapi sayangnya, anak ini udah punya cowok. Hahahahaha. Pernah sekali kejadian, aku lagi tengkar nih sama cewekku, nah aku pasang dah foto bareng sama temen-temen KKN ini, kebetulan aku pas barengan sama si avrina ini. Emang sih gak mesra, tapi terlihat seperti memeluk dari belakang gitu. Langsung perang dunia ke empat dah aku sama pacarku. Tapi, semua itu tidak berlanjut ke pacaran. Sesampainya aku sadar kalau ini adalah KKN, dan cukup. Gak ada kata cinlok disini. Tetap sahabatku dirimu avrina hahahaha. Avrina ini dari disiplin ilmu teknik elektro. Kan cewek kok teknik? Ini dia yang jadi khasnya dari anak ini. Justru dari sini aku bisa lihat, cewek satu ini beda dari yang lainnya.
Sosok ketiga, adalah Moh. Ainun Najib. Cowok ini bisa dibilang cowok paling suka tidur di kelompokku, selain itu juga suka banget namanya bangun siang. Bangun pagi rasanya gak ada dalam kamus hidupnya ini anak. Ainun panggilan akrabnya, anak ini dari disiplin ilmu pertanian, lebih tepatnya agroteknologi. Ainun ini seperjuangan sama aku juga kalau ketika merokok. Jadi dalam satu kelompok ini hanyalah aku dan ainun yang doyan ngisap rokok. Lainnya udah gak ada yang doyan dah. Meskipun mempunyai pribadi yang susah bangun tidur pagi, dan sukanya tidur melulu, tapi seorang ainun ini mempunya visi pandangan yang begitu cerdas. Bahkan, aku sendiri juga bisa menilai ketika aku berpendapat, anak ini selalu menyanggahnya dengan memberikan solusi terbaiknya. Yang membuat anak ini khas adalah leluconnya yang kayaknya sih unlimited dalam fikirannya. Dalam setiap tutur katanya seperti tidak ada kata tidak lucu. Selalu saja bikin lelucon yang tiada hentinya
Selanjutnya, ada Dwi Meidita Putri. Lebih akrab dipanggil dengan Dita. Dita ini satu fakultas sama aku, tapi beda program studinya. Dita ini dari disiplin ilmu administrasi bisnis (niaga). Dita ini kalau boleh aku bilang anak paling manja, paling lebay. Tapi justru ini yang membuat aku selalu ngakak sih. Bayangin aja, pas waktu KKN selama kurang lebihnya 45 hari, selama itu pula dia makek masker penutup hidung. Hahahahaha. Tapi disatu kekurangan alergi itu, aku simpatik sekali dengan pribadi satu ini. Ya, dia pintar membuatku selalu berfikir, kenapa anak ini, kenapa anak ini, dari sinilah aku selalu belajar apa itu manusia yang sebenarnya. Meskipun lebaynya itu kadang buat hati jengkel. Tapi aku tetap menerima dia sebagai teman seperjuanganku dan terbaik juga pastinya.
Sosok selanjutnya, ada Nur Ahmad Santoso. Biasa di panggil Ahmad. Ahmad ini dari disiplin ilmu kedokteran. Aku sendiri langsung mrinding dengar disiplin ilmunya. Siapa yang gak langsung berdebar debar dengan kata dokter atau kedokteran. Ini disiplin ilmunya, tapi si ahmad ini rupanya sangat anti-mainstream sekali dari anak-anak kedokteran lainnya yang lebih terkenal dengan gengsi besarnya, sok bersih sok kaya dan lain-lainnya. Ahmad ini meskipun dari kedokteran, tapi dia seperti bukan anak kedokteran. Bahkan dia sendiri mengakui bahwa dia sempat minder masuk ke kampusnya sendiri. Dan dari anak ini pula, aku mendapatkan hipotesis sementara bahwa tidak semua anak kedokteran itu sok bersih sok kaya. Dia pintar, dia bahkan juga cerdas.
Yang ke enam adalah Yusi Swastika. Biasa dipanggil Yusi. Ya, yusi ini dari disiplin ilmu ekonomi manajemen. Asalnya aja udah dari ekonomi, jelas pinter banget dah hitung-menghitung uang. Ya kan? Akhirnya pas baru KKN, langsung aja dengan sekarepe dewe aku tentuin si yusi ini sebagai bendahara. Cocok kan? Hehe. Yusi dengan pribadinya yang slengek'an. Suka bercanda, ngakak gak aturan, berkata sedikit melenceng, namun yusi ini mempunyai norma yang baik pula ternyata. Meskipun dengan gaya sedikit gak aturan itu, kalau orang yang nggak begitu kenal mungkin ngiranya yusi ini cewek gampangan. Tapi, ternyata nggak juga kok. Yusi juga taat ibadah kok. Selain itu, yusi di tempat KKN juga udah seperti ibuku dirumah. Pandainya anak ini memasak, selain pandai memasak juga telaten kok nanganin manjanya aku. Contohnya ini nih, pas malam-malam aku kelaperan, lauknya udah habis, aku bilang sama si yusi ini "yus laper, bikinin mie dong?" Yusi jawabnya "kebiasaan ini, sembari berangkat ke dapur" keren kan? Gak beda jauh sama ibuku hahah.
Orang ketujuhnya yaitu Athiyah Naila Sakinah. Namanya aja udah buagus gitu kan? Nama sama anaknya ternyata gak beda jauh. Naila ini dari kedokteran gigi. Anaknya lemah lembut sekali. Kalau makan misalnya, pelan-pelan sekali. Pikiran anehku nyambung dan berkata "mungkin teori giginya diterapin ke dalam kehidupannya". Hahahah. Naila ini anaknya pendiem. Dari 7 orang yang ada dalam kelompok ini. Hanya seorang naila yang paling diem kalau lagi ngumpul, tapi ya gitu, sekali ngomong langsung ngjleb. Dan satu catatan penting lagi. Naila ini pernah juga di gosipin sama temen-temen yang lain kalo lagi cinlok sama aku. Sampai-sampai sering dia menghindar dari aku. Bahkan keluar pun gak mau sama aku. Padahal aku sendiri menganggapnya biasa. Tapi semua itu hanyalah sebatas gosip dan hilang begitu saja. Naila ini anaknya juga rinci banget, teliti mungkin tepatnya. Jadi gini sebabnya aku bilang seperti itu, kejadian ini terjadi pas udah penarikan KKN kemarin. Mau iuran buat beli kenang-kenangan KKN ini. Nah, setelah dihitung jumlah total uang habisnya berapa, kan dibagi 8. Dibagi 8 itu kalo gak salah ingetku itu ada 7.850. Hampir 8000 kan? Nah, itu si naila ini bilang ke temen-temen "rek iurannya 7850 ya". Temen-temen langsung pada ngakak semua. Tapi dari sikap pendiemnya ini, aku berani jamin, anak ini juga pintar nan cerdas.
Orang kedelapan adalah aku sendiri. Ya, aku Adhitya Tri Arifianto. Akulah disini sebagai ketua kelompok ini atau lebih sering di panggil KORDES. Khusus bagianku ini bukanlah aku yang akan bercerita namun teman lain dari kelompok ini. Ini pendapatnya dia. Dia teman lama SMP ku. Aku melihat dia pria yang baik. Pertama aku tidak pernah berfikir berpikir bahwa dia akan satu kelompok denganku. Kemudian kegiatan Kuliah Kerja atau tugas ini dimulai, di Jambearum dialah yang memiliki kewenangan pula, ibuku mengatakan ia adalah orang yang suka makan dengan jumlah yang besar. Ternyata memang ibuku benar.  "Pak Adhit" itu caraku memanggilnya.  Adhit adalah tipe pria yang tidak bisa memiliki kekuatan untuk mengambil keputusan apapun dari dirinya sendiri tapi aku percaya dia adalah Kordes yang baik.  Dia membuat kami berjalan di sebuah kelompok yang solid di tempat jauh.  Aku bersyukur kepada Tuhan, dia membuat kami lebih kuat.

Baiklah setelah aku bercerita satu per satu dari delapan manusia cerdas itu. Aku juga ingin menambahkan beberapa nilai plus yang dimiliki kelompok ini. Pertama, buat para para ceweknya, ada yusi, ada dita, ada nia, ada ave atau avrina dan juga naila. Mereka berlima menurutku lima wanita tangguh, lima wanita yang cerdas, lima wanita yang pintar, lima wanita yang begitu telaten, dan masih banyak lagi. Ketika si ahmad, ainun, dan aku sendiri adhitya sedang kedinginan dengan begitu dinginnya udara dingin di kaki gunung. Terkadang bahkan sering sekali membuat secangkir kopi untuk kami bertiga tanpa kami meminta. Kalau sedang payah atau capek tidak membuatkan, namun bila ada yang meminta Insya Allah dibuatkan hehe. Itu yang pertama. Kedua, selama Kuliah Kerja 45 hari ini kami dalam satu kelompok yang berjumlah delapan orang melaluinya ketika bulan ramadhan. Namanya bulan ramadhan tidak akan lepas dengan buka puasa dan sahur pastinya. Selama itu pula, kami tidak pernah namanya sampai telat makanan ketika sahur atau berbuka puasa juga. Selain begitu telaten dan cerdasnya mereka dalam hal memasak makanan, namun juga cemilan atau lebih sering dinamakan takjilan. Meskipun sedang capek, payah dan sebagainya. Masih begitu sempatnya, setidaknya untuk memasak mie instan saja buat delapan orang ini. Sungguh mulia hati mereka ini.
Nah, setelah bercerita tentang ceweknya, sekarang gilirannya cowoknya. Kalau ahmad, ainun dan aku sendiri ini biasanya tidak melakukan suatu hal yang bersamaan. Kita bertiga membagi tugas masing. Misalkan ainun sedang sibuk dengan game harvest moon-nya dan si ahmad sedang sibuk baca referensi buat skripsinya, adalah aku sendiri yang mengambil air di kamar mandi untuk kebutuhan memasak. Atau gantian, bila aku sedang sibuk mengurusi laporan atau sedang asik dengan hapeku, maka ainun dan ahmad lah yang mengambil air dari kamar mandi.
Setelah berpanjang lebar dari cerita di atas, ada satu kesimpulan yang dapat ku ambil dari pelajaran 45 hari ini. Ya, itu adalah kebersamaan. Kelompok ini tidak akan berjalan dengan baik, tidak akan menjadi sukses dalam Kuliah Kerja tanpa ada kebersamaan itu. Kurang lebihnya aku, dan 7 anggota lainnya dari kelompok ini adalah kekurangan semuanya atau sebaliknya. Hanyalah 45 hari kami bersama, namun kenangan, perjuangan kami ini membuatku untuk terketuk membuat sebuah cerpen atau curhat ini. Tidak lebih dari sebuah kebanggan apabila cerita ini dapat aku tulis dengan hati tanpa bermaksud untuk menyinggung. Hanyalah kenangan yang abadi walaupun hanya 45 hari kita bersama. Dengan tulisan ini, aku berharap kebersamaan selama 45 hari kemarin tidak berhenti di tanggal 30 Juli 2013. Sekian dari Kordes Adhitya. KALIAN SAHABAT-SAHABAT TERBAIKKU.


Oleh
_____________________________________________________________________
Adhitya Tri Arifianto
Administrasi Negara - Universitas Jember
Twitter @AdhityaTri20

{ 1 comments... read them below or add one }

Berilah komentar yang menunjukkan kamu adalah orang yang berpendidikan ya, jangan segan untuk berkomentar.

- Copyright © Mahasiswa Banyuwangi - Dari mahasiswa untuk Banyuwangi yang lebih baik -
This site is best viewed using lastest versions of Chrome.
Supported by Pilar Media